Selasa, 01 Januari 2013

PULAU SEMPU, Kabupaten Malang


PULAU SEMPU

Pulau Sempu adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya, di Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. kurang lebih 30 menit dari kota Malang. Secara geografis, Pulau Sempu terletak di antara 112° 40′ 45″ - 112° 42′ 45″ bujur timur dan 8° 27′ 24″ - 8° 24′ 54″ lintang selatan. Pulau itu memiliki luas sekitar 877 hektar, berbatasan dengan Selat Sempu (Sendang Biru) dan dikepung Samudera Hindia di sisi selatan, Timur dan Barat.


                          
Pantai Sendang biru lebih dikenal sebagai tempat pendaratan dan pelelangan ikan di Kabupaten Malang. Pantai ini merupakan salah satu pusat penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Bernama pantai Sendang biru karena di pantai ini ada sumber air atau dalam bahasa Jawa yang berarti “sendang” yang berwarna biru jernih.
Pantai ini berhadapan dengan Pulau Sempu. Jarak keduanya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dan sangat cocok dipakai untuk berperahu atau olahraga air pantai lainnya. Keunikan berwisata ke pulau sempu jika air sedang surut kita bisa menyebrang dari pulau jawa ke pulau sempu. Pengunjung biasanya pergi pagi atau sore hari karena penyebrangan yang bisa dilakukan pada waktu tersebut. bahkan, tidak boleh lebih dari puku 16.00 WIB.
             
          
Untuk Perjalanan ke Pulau Sempu dapat ditempuh selama kurang lebih 25 menit dari Pantai Sendang Biru dengan menyewa perahu motor seharga Rp 100.000-200.000 tergantung lobby dengan pemilik perahunya dan bisa memuat hingga 10 -13 orang per perahunya. Disana, juga ada penyewaan sepatu karet untuk melakukan tracking di hutan mangrove tersebut.
pada saat musim hujan medannya sangatlah sulit, jadi sebaiknya mengenakan sepatu yang disewakan dari pada sepatu biasa. Menyewa sepatu kira-kira Rp 7.000 per pasang. Selain itu, juga tersedia guide local yang bisa mengantar kita dari pantai sendang biru hingga sampai di pantai segara anakan. Guide localnya adalah penduduk setempat yang tinggal di kabupaten Malang. Guide local bisa pulang-pergi ataupun ikut menginap bersama kita. Biaya guide local untuk pulang-pergi yang hanya mengantarkan kita sampai pulau sempu biayanya sekitar Rp 150.000,- sedangkan guide yang ikut bermalam biayanya sekitar Rp 250.000,-
   
Dalam pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau. Pulau sempu tidak berpenduduk hanya terdiri dari hutan berbukit yang sebagian besar terdiri dari hutan mangrove. Saat ini, pulau sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi pemerintah. Maka, Sebelum masuk ke Pulau Sempu, kita harus minta izin terlebih dahulu ke Resort Konservasi Wilayah pulau sempu dibawah naungan Kementerian Kehutanan.  Disini, kita harus melaporkan berapa jumlah rombongan yang akan melakukan tracking ke pulau sempu dan menuliskan nama-namanya agar mendapatkan izin. Ditempat ini dipungut  sumbangan seikhlasnya. Waktu itu rombongan kami menyumbang sekitar Rp 20.000,-
           
 Di pulau sempu terdapat lebih dari 80 jenis burung yang dilindungi dan juga masih terdapat hewan-hewan lainnya seperti  : babi hutan, lutung jawa, dan bila beruntung akan menemukan jejak-jejak macan tutul. Tapi, pada saat saya mengunjunginya tidak menemukan jejak macan tutul. Pada saat itu musim hujan dan saya menemukan kalajengking yang sedang bermain diatas tanah. Sebenarnya, saya agak takut karena takut terkena racunnya. Pulau Sempu bisa dikatakan masih perawan, karena belum terjamah oleh tangan jahil manusia. Di sana, tidak ada bangunan baik untuk akomodasi ataupun fasilitas lainnya. Berwisata ke pulau sempu, benar-benar menyatu dengan alam. Kita harus membawa perlengkapan camping sendiri untuk menikmati wisata alam bahari. seperti : tenda, lampu, alat masak, dll. Solidaritas sangat perlu saat melakukan perjalanan ini, karena medannya yang cukup sulit apalagi untuk pemula. Maka sangat dibutuhkan tolong menolong.
                         
Saat tiba, sebaiknya langsung mendirikan tenda dan mencari kayu bakar. Di pulau ini sama sekali tidak ada penerangan, hanya mengandalkan sinar bulan untuk menerangi kegelapan malam di pulau ini.  Pada malam hari tidak kalah indah, karena kita bisa melihat ribuan bahkan jutaan taburan bintang. Saat itu adalah pengalaman pertama saya melihat taburan bintang yang amat indah. bahkan, ada bintang jatuh. Sungguh pemandangan yang tak bisa tergantikan. Di pagi hari, melihat pemandangan air pantai segara anakan yang berubah-ubah warna.
      
Pagi hari berwarna hijau, siang menjelang sore berwarna biru bahkan bening. Sungguh indah, mendirikan tenda di pinggir pantai dan dibelakang tenda terdapat hutan yang hijau. Sungguh wisata alam bahari yang dahsyat. Menikmati sunrise juga menjadi pilihan yang bagus dengan naik keatas karang tebing yang tinggi, langsung berbatasan dengan samudera hindia. Diatas tebing tinggi batu karang kita juga bisa memancing.
Di pulau sempu terdapat telaga yang disebut Segara Anakan. Dimana air di telaga berasal dari air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu mengalir dari karang yang berlubang besar ditengahnya. Meskipun memiliki kedalaman 5 meter tetapi segara anakan aman untuk kegiatan snorkling atau berenang karena sudah terbebas dari ombak lepas samudera Hindia. Di sana, karangnya masih bagus karena belum tersentuh oleh tangan jahil manusia.
   
Pada saat saya kesana, saya membawa drijen air tawar untuk sekedar memasak, karena disana sangat sulit menemukan sumber air tawar. Bila ingin mendapatkan air tawar kita harus menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam menuju Telaga Lele. Telaga ini berisikan Ikan Lele yang berlimpah, dulu menurut kepercayaan masyarakat setempat tidak boleh diambil karena keramat, tapi sekarang sudah ditepis oleh penduduk setempat bahwa pengunjung sudah dapat memancing Ikan Lele tersebut dan diyakini tidak akan tejadi sesuatu.

    
Adanya pulau Sempu karena terjadinya patahan yang lurus disebelah timur akibat patahan dari lempengan Australia dan Asia. Disebelah selatan terjadi patahan, tapi bentuknya terjal oleh karena itu, kepulauan sempu tak bisa di akses lewat laut.  
Sehabis melakukan kemah di pulau sempu, sampah selama kemah dibakar agar tidak tersisa disana. Memang agak sayang karena bekas bakaran sampah jadi merusak sedikit pemandangan. Seharusnya, sampah-sampah tersebut dibawa pulang kembali atau di sediakannya bak sampah untuk wisatawan yang datang lalu sampah-sampah itu bisa di angkut petugas kebersihan disana, mungkin bisa di ambil dua minggu sekali.


MITOS- MITOS DALAM SENDANG BIRU

Seperti kebanyakan pantai-pantai di wilayah pulau jawa dan sekitarnya, Sendang biru juga tidak terlepas dari mitos-mitos yang meyertainya. Pada tanggal 7 atau 8 Syawal, banyak masyarakat yang naik perahu menuju Pulau Sempu untuk mengambil air tawar yang ada di sana. Menurut kepercayaan, air tawar Pulau Sempu mujarab untuk kesehatan atau kesembuhan.  Air tawar tersebut ada di Telaga Lele.
Warga di Pantai sendang biru juga masih memegang tradisi berupa ritual-ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan berupa panen ikan yang melimpah juga sebagai penolak bala yang biasa di sebut Acara Petik Laut. H. M. Atmoismail, tokoh adat setempat mengakui kalau Petik Laut secara modern telah dimulai sejak tahun 1989. ”Tahun itu, sudah lebih modern. Sebelumnya nelayan hanya melakukan dengan beberapa konthing (sejenis perahu kecil menggunakan dayung, red) saja membawa tumpeng dan kepala kerbau. Peralatannya juga masih apa adanya dari kayu dan bambu,” tukas pria berkacamata ini. Acara Petik Laut selain membuat warga yang tinggal di sana merasakan keberkahan juga semakin meningkatkan MInat Wisatawan untuk berkunjung ke Sendang Biru khususnya Pulau Sempu.