PULAU SEMPU
Pulau Sempu adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya, di Desa
Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang. kurang lebih
30 menit dari kota Malang. Secara geografis, Pulau Sempu terletak
di antara 112° 40′ 45″ - 112° 42′ 45″ bujur timur dan 8° 27′ 24″ - 8° 24′ 54″
lintang selatan. Pulau itu memiliki luas sekitar 877 hektar, berbatasan dengan
Selat Sempu (Sendang Biru) dan dikepung Samudera Hindia di sisi selatan, Timur
dan Barat.
Pantai Sendang biru lebih dikenal sebagai tempat pendaratan dan
pelelangan ikan di Kabupaten Malang. Pantai ini merupakan salah satu pusat
penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Bernama pantai Sendang biru karena di pantai ini ada sumber air atau
dalam bahasa Jawa yang berarti “sendang” yang berwarna biru jernih.
Pantai ini berhadapan dengan Pulau Sempu. Jarak keduanya hanya
dipisahkan oleh sebuah selat sempit dan sangat cocok dipakai untuk berperahu
atau olahraga air pantai lainnya. Keunikan berwisata ke pulau sempu jika air sedang surut
kita bisa menyebrang dari pulau jawa ke pulau sempu. Pengunjung biasanya pergi
pagi atau sore hari karena penyebrangan yang bisa dilakukan pada waktu
tersebut. bahkan, tidak boleh lebih dari puku 16.00 WIB.
Untuk Perjalanan ke Pulau Sempu dapat ditempuh
selama kurang lebih 25 menit dari Pantai Sendang Biru dengan menyewa perahu
motor seharga Rp 100.000-200.000 tergantung lobby dengan pemilik perahunya dan
bisa memuat hingga 10 -13 orang per perahunya. Disana, juga ada penyewaan sepatu karet untuk
melakukan tracking di hutan mangrove tersebut.
pada saat musim hujan medannya sangatlah
sulit, jadi sebaiknya mengenakan sepatu yang disewakan dari pada sepatu biasa.
Menyewa sepatu kira-kira Rp 7.000 per pasang. Selain itu, juga tersedia guide
local yang bisa mengantar kita dari pantai sendang biru hingga sampai di pantai
segara anakan. Guide localnya adalah penduduk setempat yang tinggal di
kabupaten Malang. Guide local bisa pulang-pergi ataupun ikut menginap bersama
kita. Biaya guide local untuk pulang-pergi yang hanya mengantarkan kita sampai
pulau sempu biayanya sekitar Rp 150.000,- sedangkan guide yang ikut bermalam
biayanya sekitar Rp 250.000,-
Dalam pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau. Pulau sempu
tidak berpenduduk hanya terdiri dari hutan berbukit yang sebagian besar terdiri
dari hutan mangrove. Saat ini, pulau sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi
pemerintah. Maka, Sebelum masuk ke Pulau Sempu,
kita harus minta izin terlebih dahulu ke Resort Konservasi Wilayah pulau sempu
dibawah naungan Kementerian Kehutanan. Disini,
kita harus melaporkan berapa jumlah rombongan yang akan melakukan tracking ke
pulau sempu dan menuliskan nama-namanya agar mendapatkan izin. Ditempat ini
dipungut sumbangan seikhlasnya. Waktu
itu rombongan kami menyumbang sekitar Rp 20.000,-
Di pulau sempu terdapat lebih dari 80 jenis
burung yang dilindungi dan juga masih terdapat hewan-hewan lainnya seperti : babi hutan, lutung jawa, dan bila beruntung
akan menemukan jejak-jejak macan tutul. Tapi, pada saat saya mengunjunginya
tidak menemukan jejak macan tutul. Pada saat itu musim hujan dan saya menemukan
kalajengking yang sedang bermain diatas tanah. Sebenarnya, saya agak takut
karena takut terkena racunnya. Pulau Sempu bisa dikatakan masih perawan, karena
belum terjamah oleh tangan jahil manusia. Di sana, tidak ada bangunan baik
untuk akomodasi ataupun fasilitas lainnya. Berwisata ke pulau sempu,
benar-benar menyatu dengan alam. Kita harus membawa perlengkapan camping
sendiri untuk menikmati wisata alam bahari. seperti : tenda, lampu, alat masak,
dll. Solidaritas sangat perlu saat melakukan perjalanan ini, karena medannya
yang cukup sulit apalagi untuk pemula. Maka sangat dibutuhkan tolong menolong.
Saat
tiba, sebaiknya langsung mendirikan tenda dan mencari kayu bakar. Di pulau ini
sama sekali tidak ada penerangan, hanya mengandalkan sinar bulan untuk
menerangi kegelapan malam di pulau ini.
Pada malam hari tidak kalah indah, karena kita bisa melihat ribuan
bahkan jutaan taburan bintang. Saat itu adalah pengalaman pertama saya melihat
taburan bintang yang amat indah. bahkan, ada bintang jatuh. Sungguh pemandangan
yang tak bisa tergantikan. Di pagi hari, melihat pemandangan air pantai segara
anakan yang berubah-ubah warna.
Pagi
hari berwarna hijau, siang menjelang sore berwarna biru bahkan bening. Sungguh
indah, mendirikan tenda di pinggir pantai dan dibelakang tenda terdapat hutan
yang hijau. Sungguh wisata alam bahari yang dahsyat. Menikmati sunrise juga
menjadi pilihan yang bagus dengan naik keatas karang tebing yang tinggi, langsung
berbatasan dengan samudera hindia. Diatas tebing tinggi batu karang kita juga
bisa memancing.
Di
pulau sempu terdapat telaga yang disebut Segara Anakan. Dimana air di telaga
berasal dari air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu
mengalir dari karang yang berlubang besar ditengahnya. Meskipun memiliki
kedalaman 5 meter tetapi segara anakan aman untuk kegiatan snorkling atau
berenang karena sudah terbebas dari ombak lepas samudera Hindia. Di sana,
karangnya masih bagus karena belum tersentuh oleh tangan jahil manusia.
Pada
saat saya kesana, saya membawa drijen air tawar untuk sekedar memasak, karena
disana sangat sulit menemukan sumber air tawar. Bila ingin mendapatkan air
tawar kita harus menempuh perjalanan kurang lebih 1,5 jam menuju Telaga Lele. Telaga ini berisikan Ikan Lele yang berlimpah, dulu
menurut kepercayaan masyarakat setempat tidak boleh diambil karena keramat,
tapi sekarang sudah ditepis oleh penduduk setempat bahwa pengunjung sudah dapat
memancing Ikan Lele tersebut dan diyakini tidak akan tejadi sesuatu.
Adanya pulau Sempu karena terjadinya patahan yang lurus
disebelah timur akibat patahan dari lempengan Australia dan Asia. Disebelah
selatan terjadi patahan, tapi bentuknya terjal oleh karena itu, kepulauan sempu
tak bisa di akses lewat laut.
Sehabis melakukan kemah di pulau sempu, sampah selama kemah
dibakar agar tidak tersisa disana. Memang agak sayang karena bekas bakaran
sampah jadi merusak sedikit pemandangan. Seharusnya, sampah-sampah tersebut
dibawa pulang kembali atau di sediakannya bak sampah untuk wisatawan yang
datang lalu sampah-sampah itu bisa di angkut petugas kebersihan disana, mungkin
bisa di ambil dua minggu sekali.
MITOS-
MITOS DALAM SENDANG BIRU
Seperti
kebanyakan pantai-pantai di wilayah pulau jawa dan sekitarnya, Sendang biru
juga tidak terlepas dari mitos-mitos yang meyertainya. Pada tanggal 7 atau 8
Syawal, banyak masyarakat yang naik perahu menuju Pulau Sempu untuk mengambil
air tawar yang ada di sana. Menurut kepercayaan, air tawar Pulau Sempu mujarab
untuk kesehatan atau kesembuhan. Air
tawar tersebut ada di Telaga Lele.
Warga
di Pantai sendang biru juga masih memegang tradisi berupa ritual-ritual sebagai
ungkapan rasa syukur atas karunia Tuhan berupa panen ikan yang melimpah juga
sebagai penolak bala yang biasa di sebut Acara Petik Laut. H. M. Atmoismail, tokoh adat setempat mengakui
kalau Petik Laut secara modern telah dimulai sejak tahun 1989. ”Tahun itu,
sudah lebih modern. Sebelumnya nelayan hanya melakukan dengan beberapa konthing
(sejenis perahu kecil menggunakan dayung, red) saja membawa tumpeng dan kepala
kerbau. Peralatannya juga masih apa adanya dari kayu dan bambu,” tukas pria
berkacamata ini. Acara Petik Laut selain membuat warga yang tinggal di sana
merasakan keberkahan juga semakin meningkatkan MInat Wisatawan untuk berkunjung
ke Sendang Biru khususnya Pulau Sempu.